Mencoba mengkombinasi dialog antarperenung secara berkesinambungan. Ini diambil dari puisinya Ust. Salim A Fillah sama si Prisca Yoko Putri lho.. Dipadu menjadi sebuah harmoni. Untuk Acara SUMMER, dengan background video dan musik yg spektakuler dan mengharu biru.. walaupun akhirnya ngga jadi ditampilin -,- Semoga berhikmah :D
Perenung 1:
Mengapa? Mengapa begini?
Kau bagai burung yang tak sabar untuk terbang bebas
setelah lama terkurung di sangkar.
Sangkar? Apakah semua ini terlihat seperti sangkar bagimu?
Aku belum mengerti, saudaraku...
Tidakkah berbagai hal yang pernah kita lewati cukup untuk
menjelaskan segalanya?
Bukankah hati kita telah terukir banyak rasa yang melekatkan
kita?
Perenung 2 :
Aku tidak menyangka, saudaraku...
untuk apa pencarian lelah kita selama ini?
untuk apa perjalanan panjang kita selama ini?
tidakkah membekas di hatimu?
Proses? Belajar?
Tumbuh? Berkembang?
lagi dan lagi kita mengatakan hal itu
Benarkah hal itu yang benar - benar kita lakukan?
Maaf saudaraku...
Aku mulai meragukannya
Perenung 3 :
Ya Allaaah…
Izinkan kami belajar kesantunan
Agar saudara yang kami cintai
Tak sakit hati, atau hilang harga diri
Saat kami menyampaikan cinta dalam nasihat
Yaa Lathiiif…
Karuniakan pada kami kepekaan
Agar saudara kami tak perlu berteriak
Saat menyampaikan cinta dalam nasihatnya
Tapi cukup, cukup dengan isyarat mata,
Raut muka,
Atau bisik kecil yang menggetarkan
Perenung 4 :
Karena…
Saat ikatan melemah
Saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan
Saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api
Saat kebaikan justru melukai
Aku tahu…
Yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman – iman kita yang sedang sakit dan mengerdil..
Mungkin keduanya, Mungkin imanmu saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang – camping
Perenung 5 :
Salahku...
yang terlalu kotor untuk mengajakmu bersih
Salahku...
yang compang - camping tetapi mengajakmu rapi
Lagi - lagi salahku...
yang terlalu rapuh namun mengajakmu tangguh
Semoga engkau mengerti, saudaraku...
yang ingin kurangkul selalu...
Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktu tuk jadi kupu – kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada
dunia
Semua Perenung :
Lalu dengan rindu, kita kembali…
ke dalam dekapan ukhuwah..
Mengambil cinta dari langit
Menebarkannya di bumi
Dengan persaudaraan suci
Sebening Prasangka
Selembut nurani
Sehangat semangat
Senikmat berbagi
Dan sekokoh janji…