Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 November 2016

Yuk, Pulang!

23.51.00
Apakah harus terpencar berjauhan baru menginginkan terkumpul?
Apakah harus hilang baru terpikir tuk mencarinya?
Apakah menunggu tiada baru merasa merindukan keberadaannya?
Wahai kau yang merasa hanya punya sedikit waktu, sedikit tenaga, sedikit harta..

Yuk, sisihkan!
Sebagian waktu, sebagian tenaga, sebagian harta..
Untuk mereka yang begitu merindukanmu..

Mereka yang banyak merelakan segala hal demi kebahagiaanmu..
Mereka yang berharap kamu memiliki kerinduan yang sama pula..
Mereka yang berharap kamu membuktikan rasa rindumu itu..
Dengan merelakan sedikit hal yang menurutmu berharga itu..
 
Yuk, pulang!

Dalam perjalanan pulang,
Minggu, 050616
@priscayoo

Rabu, 16 November 2016

Haruskah Prestasi Berprestise?

23.36.00
Belakangan sering bersinggungan dengan kata ‘prestasi’. Diri jadi merasa tertampar : di usia yang cukup jauh, sudah sejauh mana prestasi itu melekat? Sebenarnya, prestasi itu apa sih? motivasinya apa? manfaatnya apa? Well, sepertinya tiap kita punya jawaban yang berbeda..

Menurutku, prestasi itu bisa diraih kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dan dalam kondisi bagaimana saja. Ketika kita berhasil bangun lebih pagi, murajaah lebih lancar, setoran lebih banyak, konektivitas belajar lebih tinggi; itu sudah dinamakan prestasi. Atau per harinya tidak menjadi manusia merugi…
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ya, minimal dengan saling berbagi sepercik hikmah, secercah teladan, dan melakukan hal yang bermanfaat; bisa membuat kita berprestasi di setiap harinya.

Namun, mengapa orang harus susah2 merogoh krocek ke sana ke mari untuk keluar negeri? atau harus memeras otak berbanjir keringat untuk memenangkan kompetisi? atau harus memperjuangkan posisi? Nah, ada sesuatu yang dinamakan “social norm”. Kebanyakan orang tidak memandang contoh 'prestasi’ yang disebut di awal sebagai prestasi, kan? Lain halnya dengan prestasi terpandang yang lebih prestige dan dapat memproduksi berbagai apresiasi.

One of 99 persons contingen of IPB for PIMNAS XXIX
*jilbabhijau
Lalu, apa kita perlu yang namanya prestige prikitiw itu? Jadi, para pengemban kewajiban da'wah justru amat memerlukannya. Ada sesuatu yang dinamakan “Self Branding”; bagaimana agar tiap diri terposisikan menjadi orang terpandang, orang yang 'terlihat’. Manusia gitu loh~ masa’ iya ngga terlihat? Langsung contoh kasusnya aja deh..

Contohnya, seperti bahasan ma'had tarbawi kala itu tentang “8 Hikmah Kisah Hidup Nabi Yusuf a.s”. Salah satunya diceritakan.. Setelah Nabi Yusuf cukup lama mendekap di penjara, beliau akhirnya berhasil bebas ketika terbukti tak bersalah. Sang raja kala itu menyadari betapa Yusuf adalah orang bijak (karena takwil mimpi saat tawanan penjara bertanya). 

Langsunglah sang raja menawarkan pilihan posisi pada orang bijak itu. Dan apa yang Yusuf pilih? Bendahara Istana alias Menteri Keuangan. Ngga tanggung2 lho.. Selain karena alasan visioner, posisi strategis, dll; Sang Nabi juga butuh yang namanya self branding untuk mendapatkan posisi prestige. Jadi, corengan 'fitnah dan mantan napi’ yang sempat mengotori namanya bisa hilang seketika.

Kenapa corengan itu harus hilang? agar menjadi terpandang. Lalu setelah terpandang? ia akan banyak memberi pengaruh. Pengaruh. Yap! Kesimpulannya, kita harus selalu berusaha menghasilkan prestasi, baik dalam bidang yang diakui maupun yang kurang diakui. Kalo hasil prestasinya kurang, tekankan poin USAHAnya lah ya~ tentunya dengan sebaik - baik usaha. Keep hamasah!

Ahad, 260415
Pymaisha, di antara rintik hujan pagi @Kota Hujan

Kamis, 10 November 2016

Menulis= Mengabadikan Makna

06.03.00


Sungguh, betapa waktu dalam hidup setiap insan ini sangat singkat. Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa banyaknya tak mampu mengalahkan kewajiban yang kita punya. Namun, waktu adalah pemberian berharga di tiap detiknya. Tuhan berikan, kemudian Ia ambil kembali secara perlahan seiring dengan berkurangnya usia kata.

Dalam perjalanan sang waktu, tiap insan mengendarainya dengan posisi, kondisi, dan cara yang berbeda – beda. Ya, tiap kita memiliki berbagai cerita hidup yang tak sama. Dengarkan saja cerita setiap mereka. Adakah yang kau temui memiliki cerita hidup yang sama? Bahkan, sekedar serupa pun mungkin akan jarang kita temui.

Ayat cintaNya terngiang, “Iqra’!”. Bacalah! Bacalah semua pelajaran yang terpampang di hadapan. Bacalah yang nyata tersurat, maupun yang tersirat. Pelajarilah! “Berjalanlah di muka bumi dan jadikan pelajaran bagaimana kesudahan orang yang terdahulu”. Bahkan, kita diajak mempelajari cerita hidup dari insan lainnya. Ya, karena sebaik – baik pelajaran adalah pengalaman. Baik pengalaman diri sendiri, maupun diri lainnya.

Waktu, cerita hidup, dan pelajaran. Lalu, ada hubungan apa di antara mereka? Di antara melimpahnya cerita hidup yang bisa dijadikan pelajaran dari berjuta insan, sang waktu hanya memiliki jumlah yang sedikit. Dengan menulis, kita dapat meneriakkan kebenaran tanpa suara, mengabadikan makna yang seringkali terlupa, dan merayapkan hangat lebih dari jangkauan suara bisa mencapainya. (pymaisha)

Senin, 29 Agustus 2016

Inspirasi Saat Blusukan

21.46.00
Banyak tausiyah untuk bekal mengarungi samudera kehidupan..
“Dalam hidup Allah tidak akan menguji melebihi kemampuan hambaNya. Dan Allah juga tidak akan teruus terusan menguji, pasti ada garis finishnya. Teruslah bersandar padaNya dan bersabar.. karena buah dari kesabaran itu sungguh manis”.

masyaaAllah bgt ya pengabdian bapak dan ibu wakil bupati magelang ini kpd masyarakat. Bahkan agenda bapak itu full. Weekdays kerja, weekend dakwah kemana2. Kalo mau ada masyarakat yg mau ketemu harus pagi bgtt. Tapi tetep mereka yg datang selalu disambut dg hangat. Welcome bgt.
Nah, tadinya ibu ni jg kerja dan sama2 sibuk bgtt. 

Suatu hari, Allah mengujinya dg sakit. Ngga sebentar. DUA tahun. Waktu yg cukup panjang utk merenungi segala sesuatu. beliau jd inget dulu kedua orangtuanya pun tokoh masyarakat yg sgt sibuk dan beliau sebagai anak merasa terabaikan. Selama ini jg beliau juga krg waktu membersamai suami.
Akhirnya resign. alhamdulillah setelah sembuh, mulai menata hidup kembali. Untuk suami, untuk anak2.. Dan tetap, masyarakat sekitar sama sekali tidak terlupakan. Sangat seimbang.
kalo ngomongin kata “blusukan”, mungkin ibu titi zaenal ini ngga kalah ahli lah sama Bu risma (walikota surabaya). Beliau banyak mengisi kajian ke ibu2 sekabupaten ttg perilaku sosial, ketahanan keluarga,dll. Banyak jg masyarakat yg konsultasi terkait masalah apapun,sampe separah2nya masalah..

Trus sharing ttg bagaimana menjadi ibu yg kuat dan menguatkan sekitar. MasyaaAllah lah.
Begitulah Allah mempertemukan kami. Menitipkan inspirasi bagi kami insan muda yang masih baru ingin melangkah malu - malu. Mengintip samudera kehidupan yg begitu penuh ombak di depan sana. namun ingat, selalu ada pulau penuh cahaya yg menanti di seberang sana..
Terima kasih, Ya Allah.. :“)

@priscayoo
Minggu, 22 April 2016
Dusun Bojong, Desa Giyanti, Magelang

Selasa, 25 Maret 2014

Kapan Lulus?

08.47.00


Kesekretariatan. Hal yang sejak dulu tak pernah kugeluti bahkan kuhindari. Tapi entah mengapa, sejak mengikuti suatu kepanitiaan di TPB sampai sekarang semester 4 di departemen aku menjadi : sekretaris - bendahara - sekretaris - sekretaris.

Jangan ditanya wahh aku sama sekali tak menyukainya : database, proposal, angka2, surat menyurat, apa itu?? huaaa benar-benar membuat penaatt.. kemudian mengapa bisa di posisi itu? entahlah, semua berjalan begitu saja..

padahal saya merasa nyaman di teknis : di divisi acara mana pun lah, atau konsumsi, atau PDD jauh amat lebih saya suka deh.. jauuuuh amat suka.. dulu di SMA paling suka dijadikan koordinator lapangan karena bisa bergerak ke sana ke mari. Kinestetik, bisa jadi itulah kecenderungan karakterku.

Kemudian, belakangan ini Allah mengkaderku yang katanya pernah berikrar untuk siap ditempatkan di mana pun.. dan Allah menempatkanku di sini.. hmm..

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Qs. 29 : 2)

makjlebb bangett. oke Ya Rabb oke..
kemudian, saya makin berusaha menyukainya meski berat #eaa.. ujian seputar kesekretariatan dan birokrasi datang silih berganti. Namun selama ini, bukannya makin canggih dan profesional.. tapi kok masih di sinisini saja.. hal-hal sepele seperti telat deadline karena baterai laptop habis dan chargernya tertinggal di suatu tempat,.. Ada lagi detik menjelang deadline di mana saya tinggal klik SEND untuk mengirim proposal ke atasan di malam pekat.. lalu apa yang terjadi? tangan begitu melemah dan kedua mata akhirnya terpejam.. oke, telat lagi..

Kapan lulus?? pertanyaan itu yang kemudian terbesit. Bukan hanya karena kesekretariatan aku tak lulus2 di akademik.. bukan, sama sekali bukan. Naudzubillah. Lulus di sini adalah lulus dari ujianNya. Tahu sendiri kan kalau kita tak lulus2 dari suatu ujian, maka bersiaplah untuk ujian ulangan dariNya sampai kita lulus.. hwah Allahu akbar!!

Jadi, jangan sampai ketdaklulusanku yang mengakibatkan ujian ulang-berulang ini akhirnya mendzalimi banyak orang di sekitar.. sungguh tega dirimu pris, apa salah mereka sampai mereka terkena cipratan kotor ini? maka, sadarlah segera!

Tumbuh atau disulam??
Bergerak atau tergantikan??

#Learn #Act #Share