Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 November 2016

PuisiFLP : Hitam sampai Merah

05.48.00



[Hitam Sampai Merah]
.
Kala hitamnya menyelimuti,
Anggun sabit dilekati
kilau gemintang ditangkapi
Dengan tetes hangat mengaliri,
dalam dingin sunyi
.
Kala semburat timur mengikuti,
cercah fajar terbagi
Jernih embun menetesi
Asap pekat berlari
Dengan harap suci, dalam riuh harmoni
.
Kala sang merah mulai bersembunyi,
Menyadari, lembut angin tlah mengarahi
Sayap - sayap kan kembali
Mematuk resah kanan-kiri,
Kanankah yang lebih membebani?
.
Oleh : Prisca Yoko Putri
.
#TugaspuisiFLP
#ForumLingkarPena
#priscayoosphotography
#puisiharusberhijabsyari

Rabu, 18 Juni 2014

Hiduplah saat ini, di sini...

05.55.00
Pelajaran hari ini:

Hiduplah saat ini, di sini...
Bukan saat kemarin yang telah lalu
atau saat esok yang belum tentu
bukan di tempat lain yang kamu tak di situ

Mungkin tak apa hidup di masa "itu"
tak apa, asal sejenak
hanya untuk menghirup nafas evaluasi dan solusi
hanya untuk menghembus nafas tekad dan energi

Hiduplah saat ini, di sini...
sampai nanti, tetap berlaku harmoni
antara jiwa, raga, pikir, dan aksi
sesuai waktu, tempat, dan kondisi
hingga akhirnya, sebenar - benar capaian tinggi
menghapus semua rangkaian fiksi
yang kini mungkin sekedar ekspektasi

priscayoo
140614

Selasa, 10 September 2013

Masih Dalam Dekapan Ukhuwah

08.14.00


Mencoba mengkombinasi dialog antarperenung secara berkesinambungan. Ini diambil dari puisinya Ust. Salim A Fillah sama si Prisca Yoko Putri lho.. Dipadu menjadi sebuah harmoni. Untuk Acara SUMMER, dengan background video dan musik yg spektakuler dan mengharu biru.. walaupun akhirnya ngga jadi ditampilin -,- Semoga berhikmah :D

Perenung 1:
Mengapa? Mengapa begini?
Kau bagai burung yang tak sabar untuk terbang bebas
setelah lama terkurung di sangkar.
Sangkar? Apakah semua ini terlihat seperti sangkar bagimu?

Aku belum mengerti, saudaraku...
Tidakkah berbagai hal yang pernah kita lewati cukup untuk menjelaskan segalanya?
Bukankah hati kita telah terukir banyak rasa yang melekatkan kita?

Perenung 2 :
Aku tidak menyangka, saudaraku...
untuk apa pencarian lelah kita selama ini?
untuk apa perjalanan panjang kita selama ini?
tidakkah membekas di hatimu?

Proses? Belajar?
Tumbuh? Berkembang?
lagi dan lagi kita mengatakan hal itu
Benarkah hal itu yang benar - benar kita lakukan?
Maaf saudaraku...
Aku mulai meragukannya

Perenung 3 :
Ya Allaaah…
Izinkan kami belajar kesantunan
Agar saudara yang kami cintai
Tak sakit hati, atau hilang harga diri
Saat kami menyampaikan cinta dalam nasihat

Yaa Lathiiif…
Karuniakan pada kami kepekaan
Agar saudara kami tak perlu berteriak
Saat menyampaikan cinta dalam nasihatnya
Tapi cukup, cukup  dengan isyarat mata,
Raut muka,
Atau bisik kecil yang menggetarkan

Perenung 4 :
Karena…
Saat ikatan melemah
Saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan
Saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api
Saat kebaikan justru melukai

Aku tahu…
Yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman – iman kita yang sedang sakit dan mengerdil..
Mungkin keduanya, Mungkin imanmu saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang – camping

Perenung 5 :
Salahku...
yang terlalu kotor untuk mengajakmu bersih
Salahku...
yang compang - camping tetapi mengajakmu rapi
Lagi - lagi salahku...
yang terlalu rapuh namun mengajakmu tangguh
Semoga engkau mengerti, saudaraku...
yang ingin kurangkul selalu...

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktu tuk jadi kupu – kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia

Semua Perenung :
Lalu dengan rindu, kita kembali…
ke dalam dekapan ukhuwah..
Mengambil cinta dari langit
Menebarkannya di bumi
Dengan persaudaraan suci

Sebening Prasangka
Selembut nurani
Sehangat semangat
Senikmat berbagi
Dan sekokoh janji…


Jumat, 10 Mei 2013

Kita Harus Bangkit

09.40.00
Sering. Kita merasa nyaman dibalik selimut kita
menutup diri dari segala yang terjadi
enggan bangkit untuk segera memperbaiki

Padahal Rabb kita telah berkata
"Hai orang yang berselimut, bangkitlah dan berilah peringatan"
Tapi mengapa? Mengapa kita masih enggan melaksanakannya?

Mungkin... karena bangkit itu susah
Ya, bangkit itu memang susah
susah melihat orang lain susah
senang melihat orang lain senang

Bangkit itu takut
takut korupsi,
takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu mencuri
mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu marah
marah bila martabat bangsa dilecehkan

Bangkit itu malu
malu jadi benalu, malu kalau minta melulu

Bangkit itu tidak ada,
tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa

Bangkit itu kita
khalifah muka bumi yang sesungguhnya

*puisi yang pernah dibacakan Deddy Mizwar di TV dengan beberapa tambahan dan penyuntingan

Sabtu, 18 Agustus 2012

Pak Tua di Kereta

09.25.00

tak ingin kudengar

keluhan mereka terhimpit penuh sesak
membakar telingaku yang mulai hilang

tak butuh aku udara
saat hanya sisa mereka kuhirup di bawah sini

tak butuh aku air
saat rintik hujan tak jatuh
abad demi abad

tak ingin bawa tubuh
juga kaki kerdil yang lemah
diseret spanjang gerbong
hanya melelahkan kedua tangan

tak ingn pelihara perut
yang selalu berteriak menuntut hak yang sering raib

Salah siapa?

Salahku kah? Salah tikus itu kah?

Sang Kasih, izinkan aku pergi

dari lumpur klemahan tempatku tinggal

Sebenarnya Tidak, pak tua itu tidak benar - benar mengatakan itu. Hanya mungkin saja kita yang akan mengatakan itu, jika kita di posisinya. Harus bersyukur.

Cinta Hakiki

09.25.00

ya Allah
izinkan hamba mengenalMu 
melekatkan namaMu di hatiku

ya Tuhanku
aku sungguh rindu, sangat cinta
untuk dekat denganMu
tak perlu kuungkap dengan kata
hanya dalam tarikan nafas, 
dalam keheningan hati, 
dalam sebuah renungan

aku bersandar di pangkuanMu 
dalam belaian Maha KasihMu
kumohon.. tetap luruskan hati ini 
agar selalu dekat, 
agar tak pernah pudar, 
saat ini dan nanti...

Terasa, detik …

09.08.00

Terasa, detik …
Oleh : Prisca Yoko Putri (XII IPA 3)

T  e  r  a  s  a,    d  e  t  i  k    t  e  r  a  s  a
Mengandung asa
Terasa, Detik memantap
Menebar harap
Terasa, Detik menghidup
Kencang berdegup
Terasa, Detik mengejar
Terus menggempar
Terasa, Detik menghimpit
Sakit mencekik
Terasa O terasa
Terasa, Detik melelah
Jiwa meresah
Terasa, Detik mengantuk
Hati terketuk
Terasa, detik terasa
       H  i  n  g  g  a    w  a  k  t  u  k  u    t  i  b  a    j  u  a

Mengertilah, saudaraku...

09.05.00

Mengapa? Mengapa begini?
Kau bagai burung yang tak sabar untuk terbang bebas setelah lama terkurung di sangkar.
Sangkar? Apakah semua ini terlihat seperti sangkar bagimu?

Aku belum mengerti, saudaraku...
Tidakkah berbagai hal yang pernah kita lewati cukup untuk menjelaskan segalanya?
Bukankah hati kita telah terukir banyak rasa yang melekatkan kita?

Aku tidak menyangka, saudaraku...
untuk apa pencarian lelah kita selama ini?
untuk apa perjalanan panjang kita selama ini?
tidakkah membekas di hatimu?

Proses? Belajar?
Tumbuh? Berkembang?
lagi dan lagi kita mengatakan hal itu
Benarkah hal itu yang benar - benar kita lakukan?
Maaf saudaraku...
Aku mulai meragukannya

Mungkin salahku...
yang terlalu kotor untuk mengajakmu bersih
Mungkin salahku...
yang compang - camping tetapi mengajakmu rapi
Lagi - lagi salahku...
yang terlalu rapuh namun mengajakmu tangguh

Semoga engkau mengerti, saudaraku...
yang ingin kurangkul selalu...

Oleh : Pecinta Krisalis :’)

Aku jadi teringat beberapa tausiyah :

“Bukan dakwah kalau tak mengajarimu rasa sakit dan bukan pula dakwah kalau tak mengajarimu kembali bangkit. Sebab dari rasa sakit, kita belajar sabar. Sebab dari terjatuh, kita belajar tangguh.”

 “Di tiap fase perjalanan dakwah biasanya ada pejuang – pejuang dakwah yang kelelahan. Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, niscaya Allah akan menguatkan mereka kembali. Namun jika mereka lelah karena tergoda dunia, maka akan ada banyak pejuang lain yang bersedia menggantikannya. Inginkah kita menjadi yang tergantikan? Dakwahkah yang membutuhkan kita? Atau kitakah yang membutuhkan dakwah?”  

Hati - hati melangkah, semoga berkah...



Jalan Kehidupan

08.59.00


Hidup... hidup...
tak henti - henti menebar pesona ketangguhannya,
membolak -balik, memutar, menjatuh - bangunkan..
memacu adrenalin para penumpangnya

Sang Penguasa Kehidupan itu ingin...
agar Aku...
salah seorang penumpang perjalanan kehidupan
senantiasa HIDUP dalam KEHIDUPAN

Ia sangat ingin...agar aku..
mampu setangguh kehidupan itu sendiri
mampu berjalan di atas onak dan duri,
mampu menepis hantaman ombak,
mampu melangkah tegak di tengah badai..

Ia ingin..
agar aku bersabar menunggu,
terus menunggu..

Hingga kurasakan..
belaian kasih yang Ia titipkan lewat angin
senyum indah yang Ia antar lewat pelangi
aroma cinta yang Ia tebar di antara hujan

Dan aku rela...
sakit, perih, penuh derita seperti apa pun
asal tanganNya tetap erat menggenggamku
asal cahayaNya tetap terang menuntunku

Semoga tetap rela sampai akhir hidupku


yang menerangi, namun tidak membakar dirinya _Aaamiin
Prisca Yoko Putri

Untukmu yang mengajarkan ...

08.33.00
SANG PELITA


Setitik cahaya menerangi hatiku

manakala untaian kata penuh makna
bukakan asaku tuk menyongsong masa depan

dahulu gelap,
kini berbinar terang
dahulu buta tulis baca, 
kini pandai tak terkira

duhai..
siapakah yang mengajarkannya itu?
Duhai..
Siapakah yang begitu teduh menatapku
hingga aku seperti ini!

Lihatlah!
Lihatlah anak didikmu kini!
Bukanlah diriku yang lalu - lalu
yang buta,
yang lemah dan kekurangan

engkau tiada letih membimbingku
tiada lelah mengajarku
membukakan jendela dunia untukku
menguatkan kakiku tuk melangkah pasti..

hingga aku tiba..
Di suatu senja yang temaram
keceriaan berganti kedukaan
manakala.. seorang pelita tercinta telah purnabakti

namun jasamu,
tiada pernah terlupa
mutiara katamu,
akan selalu terpendarkan

#dibuat & dibaca utk guru SDku yg waktu itu pensiun,, dengan beberapa perubahan




KAU SEGALANYA


Euforia

cinta
kerekatan

ada di tiap helai rasa
di istana syurga ini

peri - peri berseri
kerutnya tak pernah terukir

jiwa besarnya..
Terbangkan aku pada aurora ilmu
menjelajah aku di sana

terima kasih, sang pahlawan tanpa tanda jasa..

#dibuat beberapa menit setelah mengerjakan UN B.Indonesia saat SMP

DUNIA INI LUCU

08.18.00

DUNIA INI LUCU


Dunia ini lucu...
Ingin rasanya aku pergi ke ujung dunia
berlari di antara tebing
menggemakan tawa pada dunia

Dunia ini lucu...
Tak pernah bermain logika
hati dipermainkan demi kesenangan
keluarga retak karena sudah bosan
agama diperdebatkan demi pengakuan
hukum diacuhkan hanya karena uang

Ah! dunia ini lucu...
hanya serangkaian permainan
juga senda gurau belaka
seperti yang tercantum dalam suratNya

Dunia ini lucu...
Ia semakin menegaskanku
untuk tidak bergantung pada kefanaannya

Dunia terlalu lucu buatku
Namun, aku harus tetap menjalankannya
harus tetap memegang teguh taliNya
walau seringkali keringat dan air mata mewarnai langkah perjalanan



yang semakin tumbuh namun makin merunduk _Aaamiin
Prisca Yoko Putri