Saya waktu itu pernah ikut Seminar Pertanian gitu di GWW IPB. Tapi lupa nama seminarnya apa. Dihadiri dosen profesor peneliti kedelai IPB terus ada mantan menteri kita yg sekarang menjabat sbg Gubernur Gorontalo (pertanian di sana suksesmania), Bpk Fadel Muhammad yang kece banget deh. Salah satu isi seminarnya membahas ide swasembada kedelai yang favorit sebagai tempe di negara kita. Padahal kita ekspor besar - besaran tuh kedelai. Ini cuplikan materinya, copas dari tetangga http://hansdw08.student.ipb.ac.id/
Kementan Belum Serius Tanggapi Ide Swasembada Kedelai Indonesia
Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia dinilai belum serius mencanangkan swasembada kedelai di Indonesia. Patokan swasembada kedelai yang hendak dicapai di tahun 2014 dianggap hanya mimpi tanpa langkah-langkah pelaksanaan yang terukur. Upaya swasembada kedelai untuk memenuhi sekitar 2,2 juta ton kebutuhan kedelai Indonesia, seperti data BPS, tidak terendus gelagatnya dari dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan kedelai Indonesia di tahun 2014 kemungkinan besar masih ditutupi oleh impor dalam porsi yang besar.
Kementan
digambarkan tak ubahnya hanya kumpulan orang-orang berjanggut, yang
bila dibakar janggutnya baru memperhatikan komoditas pertanian dalam
negeri. Terbakarnya janggut orang-orang Kementan biasanya disulut dari
melambungnya harga komoditas pertanian. Janggut mereka yang terbakar
disiram buru-buru dengan impor bukan dengan komoditas yang diceduk dalam
negeri. Seiring terbakarnya janggut mereka, IPB pun sering
dipersalahkan sebagai institusi yang dianggap tidak memberikan solusi di
bidangnya.
Solusi produksi kedelai,
seperti penuturan Profesor Ghulamahdi sebagai dosen pertanian IPB,
adalah penanaman kedelai di lahan pasang surut. Ketersediaan lahan
pasang surut di Indonesia menjamin produksi kedelai yang
berkesinambungan. Adapun persoalan lahan pasang surut yang dinilai
sebagai lahan marjinal, sudah diatasi oleh teknologi budidaya jenuh air (BJA) IPB yang telah teruji stabil meningkatkan produksi kedelai. “Dalam
skala penelitian, kita sudah berturut-turut selama 4 tahun ini
mencapai produktivitas di atas 4 ton/ha. Untuk skala petani,
diperkirakan produktivitas yang muncul setidaknya 2,4 ton/ha. Itu sudah
bagus” ungkap Profesor Ghulamahdi.
IPB
sendiri sudah mulai merangkak dari skala penelitian kepada penanaman
untuk skala terapan yang lebih luas. Profesor Ghulamahdi menambahkan
bahwa IPB sudah bergerak dalam penyediaan benih
seluas 10 ha di tahun 2013 ini. Rencananya benih tersebut akan ditanam
pada bulan April 2013 pada luasan 200 ha di lahan pasang surut
Palembang. Usaha penyediaan benih juga dibantu oleh Kementerian Tengaga
Kerja dan Trasmigrasi (Kemenakertrans) RI.
IPB
sebagai institusi pendidikan sangat menyayangkan ketidakseriusan
Kementan RI dalam menanggapi ide swasembada kedelai yang diusulkan oleh
IPB. Pergerakan IPB yang sudah menstimulus hingga menghasilkan teknologi
terapan belum diteruskan oleh Kementan RI dalam penanaman untuk skala luas.
Terkendala dalam modal awal penanaman untuk skala luas menjadi
tantangan IPB agar tetap menjalankan inisiasi program swasembada kedelai
Indonesia. Adapun Kementan meskipun sudah sering melongok ke IPB tetapi
belum memberikan langkah pasti untuk kerja sama untuk program
swasembada nasional.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Terus habis baca ini, saya jadi ingat pesan idola saya --> Menteri Pertanian periode 2004-2009, Bapak Anton Apriyantono di Masa Perkenalan Fakultas Pertanian Agustus lalu.
Katanya, "jangan terlalu banyak menuding atau menyalahkan yang lain. Tapi terus tudinglah pada diri sendiri 'hal apa yang sudah saya lakukan?'. Dari sana, kamu tidak hanya sekedar ribut. Tapi akan merenung dan segera bekerja ..."