Sabtu, 18 Agustus 2012

Episode sederhana

Sepotong kertas dibagikan salah seorang temanku. Kami harus mengisi sebuah pesan untuk warga 28 yang akan dipasang di buku tahunan. Aku memutuskan untuk menulis ini :

Dari : Seorang makhluk
Untuk : Seluruh makhluk
" Tumbuh dan berkembanglah layaknya makhluk HIDUP yang sesungguhnya. Karena HIDUP adalah SEMANGAT PERBAIKAN dan tidak bersemangat dalam perbaikan berarti mati... '_'."

Dan setelah itu, kata - kata yang kulontarkan dari pikiran itu tiba - tiba mencambukku dengan keras. Kata demi kata menjelma menjadi sesuatu yang dapat menjelaskan kebenarannya padaku. 

Seperti kita semua ketahui, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Meski hanya daun yang jatuh sekalipun. Dan begitulah Allah menolongku hari ini.

Hanya serangkaian momen sederhana...
Ada ulangan dadakan yang soal - soalnya amat sulit kukerjakan. Seselesainya, aku stress bukan kepalang. Tak ada yang kulakukan selain mencaci diriku sendiri dengan kata - kata yang tak pantas diucapkan. Bahkan tak ada Allah di benakku... maaf Yang Maha Penyayang...
temanku yang justru menenangkan "kita disuruh belajar lagi sama Allah. Biar lebih mantap"

Lalu ada lagi temanku yang bercerita bahwa ia kehilangan hapenya.
Aku berkata "Astaghfirullah, sayang banget.."
Temanku yang lain yang sedang lewat tiba-tiba menyahut "Gunanya apaan ngomong gitu?".
"Ya, sayang banget. Mmm iya si, ngga ada gunanya".
"Harusnya ngomong 'Semoga diberikan yang lebih baik...', gitu", ia berlalu. Aku terdiam.

Saat aku berkumpul dengan adik-adikku untuk membicarakan persoalan-persoalan Rohis.. aku juga tidak dapat berlaku sebagai seorang kakak yang seharusnya bijaksana dan solutif. Aku malah bertingkah kekanak - kanakkan.

Hey, sudah berapa usiaku? Aku bahkan lebih tua dari orang-orang bijak itu... namun belum ada sesuatu yang dapat kuberikan... mengapa begini?. Bahkan sampai sebesar ini aku hanya menerima... 
seperti tumbuhan yang selalu menerima siraman, namun tidak ingin tumbuh dan menghasilkan buahnya... Pilihanku hanya dua : tumbuh atau mati. Namun aku malah memilih mati. :'(

Ya Allah, terima kasih telah membuatku bangun dengan momen sederhana ini... Namun aku masih membutuhkan pertolonganMu untuk tetap bangun dan dengan mudah menemukan hikmah dalam tiap hembusan nafas...