Sabtu, 21 Maret 2015

Sesulut Api

Niatnya mungkin memercik api semangat yang terpendam
atau membangunkan dari tidur yang panjang
atau mungkin memancing 'diskusi' memecahkan persoalan

maka bekerjalah tangan
merangkai kata yang dengannyalah realitas menyala
dan rangkaian kata itu semakin menyala karena angin ikut menyebar nyalanya

tunggu, tunggu! mungkin itu realitas yang bukan sebenarnya..
tunggu dulu! perlu klarifikasi yang lebih nyata!
tapi dunia ini memang berangin, bukan satu angin saja yang bisa menambah nyalanya

hmm.. memang begitu tabiat dunia yang penuh angin ini
makanya, siapapun perlu berhati - hati
tapi terkadang tabiat ini hanya berlaku bagi sepercik api
jika yang terkandung adalah  sepercik air, tanah, atau udara itu sendiri, terkadang angin agak malas dan berlalu pergi

Terbukalah lembar sejarah yang mengajarkan betapa bahayanya menyebarluaskan kabar yg belum tentu kebenarannya
Sebut saja pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan ra
Isu 'keburukan' sang khalifah mulia itu merata di sejumlah orang
akhirnya, rumah sang khalifah dikepung selama beberapa hari
bahkan sang khalifah mulia itu dihunus pedang hingga darah membasahi mushaf yang tergenggam di tangannya

Karena itu, salah seorang tabiin pernah berkata "Sejak saat ini, aku tidak akan pernah terlibat pertumpahan darah khalifah"
seorang pendengar menyahut, "apakah engkau telah ikut membunuh Utsman?"
Ia menjawab, "tidak, tetapi aku ikut membicarakan keburukannya".
Ternyata sang pembunuh dan sang penyebar desas - desus (yang ternyata belum tentu  benar) itu dianggap sebanding..
astaghfirullah...

di situ, rasa sesal datang menyapa
Lalu harus bagaimana?
maka terciduk seguyur makna, betapa sebuah pelajaran itu mahal harganya

Lalu, apakah akhirnya rasa sesal berhasil menghentikan seluruh karya?
Tidak. atas kehendakNya, terjawab tidak
karena sebuah kesalahan dan kekurangan adalah resiko dari sebuah gerak
maka jangan salahkan orang2 yang terus bergerak
selama mereka masih menyadari, membenahi yang  cela

tapi salahkan yang hanya diam lantaran memelihara diri dari salah
karena diam adalah kesalahan itu sendiri

Sedang menasihati diri,
PYP