Sabtu, 28 Maret 2015

Di manakah akan kau tancapkan akarmu??


"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak baik, tanaman2nya hanya akan tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
(Al A'raf:  58)

Seorang makhluk yang dinamakan manusia juga begitu. Ia akan cenderung tumbuh dg baik di "tanah" berhara dan ber-RH cukup, dibanding tumbuh di "tanah" kering dan hara pun tak cukup tersedia..

Namun, ada kemampuan spesial yang dimiliki makhluk fii ahsanil taqwim ini, yaitu akal. Dengan akal, Ia tak akan pasrah membiarkan akarnya tertancap lunglai pada "tanah" tandus, menunggu hujan atau cipratan hara yang tak kunjung datang.. Dengan akal, ia bisa tergerak menuju "tanah - tanah" yang ia mau.

Karakter sang pemilih tanah bisa terbaca. Tergantung bagaimana ia memilih, bagaimana ia terwarnai oleh tanah yang ditinggali, atau oleh penghuni2 lain yang tumbuh menemani...

***

Ketika sang penghuni "tanah pengkhayal" mencintai, ia akan mengumbar rasa dan melampiaskan sesukanya. Bahkan rela gila seperti cinta Qais pada Laila..

Lain halnya ketika sang penghuni "tanah pejuang" mencintai. Ia akan menahan rasa sampai tiba waktunya dan menjaga kesucian cinta.. sesuci cinta Ali dan Fathimah Az Zahra

Ketika sang penghuni "tanah pengkhayal" berjalan jauh dengan beban berat di pundaknya, yang terharap ialah kedatangan kereta kuda beserta pengawal istana.. meringankan bawaan, bahkan memberi tunggangan..

Lain halnya ketika penghuni "tanah pejuang" melakukan hal yang sama. Yang terharap ialah syurga atas kesabarannya.

Meski kesabarannya tak seberapa dibanding Asma binti Abu Bakar yg menahan beratnya pasokan tersembunyi di balik perut hamilnya..
Meski perjalanan jauhnya juga tak  sebanding dg perjalanan Asma yg memanjat bukit terjal menuju Gua Tsur, mengantarkan pasokan untuk para pejuang..


Ketika sang penghuni "tanah pengkhayal" akan diuji ilmunya, yang terbesit ialah "bagaimana mungkin bisa?". Yang terbayang ialah Spy Glasses, layarnya dapat menampilkan analisis tiap soal.

Lain halnya ketika sang penghuni "tanah pejuang" akan diuji ilmunya, yang terbesit ialah "ayo berusaha, sampai bisa".
Yang terbayang ialah kemampuan  Aisyah r.a. menghafal Qur'an, merawikan ribuan hadist, ahli sastra, kedokteran, dan ahli ilmu semuanya..

Lalu, di manakah akan kau tancapkan akarmu?
Di "tanah pengkhayal" yang tandus dan penuh fatamorgana?
atau.. di "tanah pejuang" yang penuh hara dan tersiram air  dengan segarnya?

PYP,
#1Week1Creation