Minggu, 10 Juli 2016

[AADC] Ada Apa dengan "CAT"?

Kajian rutin petang itu ditutup. Peserta bergegas bubar, begitu pun panitia.
Tak berapa lama, terdengar suara isak tangis sesenggukkan. Sontak, aku menoleh. Kuhampiri wanita dengan jilbab putih terulur panjang itu.
"Kenapa kenapa?"
"Aku juga ngga tau. Tadi habis nerima telpon, ukhti langsung nangis", kata ukhti lain di sampingnya.
"Ya Allah ukh, kenapa?"
"Huhuhu..", jawabnya hanya tangis.
"Yaudah ngga apa kalo belum mau cerita. Kita ke mushola yuk. shalat dulu".

***
Kami berlima mengambil posisi duduk di bangku panjang depan mushola kala itu.
"Udah shalat jadi lebih tenang kan?"
"... iya, tapi aku masih belum bisa lupain dia..", 
"Hah? Dia siapa dan kenapa?"
"Huhuhu..", ukhti kembali menangis. 

Kami tetap berusaha menenangkan dengan merangkul, menepuk - nepuk punggungnya, maupun sekedar memberi tisu. Seberapa dalam kah duka berita yang baru saja ia terima? Kami terus bertanya - tanya dalam hati. Menanti curahan hatinya.

"Nora.. nora..", katanya di sela - sela isaknya.
"Iyah, nora kenapa? Ada apa dengan nora?".
"Nora meninggaal.. haa.. huhuhu", katanya dengan tangis yang lebih kencang.
"Innalillahi wa inna lillahi raajiuun.…", kami menyebut dengan suara tinggi dan hampir serentak.
"Astaghfirullah, sabar ya ukh.. sabar.. kamu harus kuat.. kamu pasti bisa.."
"Kalau boleh tau, Nora siapa ya?", tanya salah seorang dari kami penuh kehati - hatian. Apa ia kerabat dekatnya? Atau sahabat lamanya? Apa yang terjadi dengan orang yang sepertinya begitu dicintainya itu?
"Nora, kucing kesayangan akuu T.T"

Zonkk. Semua mematung. Saling berpandangan. Se"dalam" itu yah? ._. Aku tetap berusaha menguasai keadaan meski tepukan tanganku ke punggungnya tak selembut sebelumnya. Kaku. dingin.

"Sabar ya.. sesungguhnya segala sesuatu milik Allah dan hanya kepadaNya semua kembali. Semoga.. emm.. kamu dapet pengganti kucing yang lebih baik (?)", lidahku terasa sulit digerakkan untuk mengeluarkan sepatah nasihat ini ._.

***
"Huft! Kesel ah, ngagetin aja! Kucing doang?! Aku kira kenapaa", kata temanku di seperjalanan pulang.

Hemm, sebenarnya aku juga masih belum habis pikir dengan kejadian tangis sesenggukan panjang yang begitu tragis, membuat kaget dan penasaran banyak orang, tapi ternyata.. hanya.. kucing?!

***
Ternyata memang begitu ._.
Orang yang tidak memelihara bahkan "geli" dengan si cathy (kucing) tidak akan mengerti rasa duka karena kehilangannya. Aku pun begitu ._. Im sorry. 

Ternyata, ada keterikatan yang dalam antara si kucing dan sang pemelihara. Si cumil katanya sih, begitu bisa mengerti kondisi emosional pemelihara dan ada usaha menenangkan seperti memeluk, berpangku, dll. Wajar bila sang pemelihara begitu mencintainya. Karena manusia ingin dimengerti„ eaa~ begitulah sekilas info yang kubaca tentang psikologi kucing peliharaan.