[Bisikan Hikmah Ukhti Ubi #2 : Pengabdian Sepenuh Diri]

_Dear ukhti ubi_,
Terima kasih telah memberikan banyak bisikan hikmah yang sungguh berharga.. (simak juga tulisan “Bisikan Hikmah dari Ukhti Ubi #1 : Berkarya dalam Gelap” : http://priscayoo.tumblr.com/post/147936205199/bisikan-hikmah-dari-ukhti-ubi).

Gambar bunga ubijalar di lahan penelitian cikarawang
Dokumentasi pribadi
 Dekat denganmu mendorongku tuk senantiasa dekat denganNya. Kuhadirkan bayangmu di tiap helai mimpi indahku. Kuselipkan namamu di antara doa dan sujudku.. _“Wahai Sang Penjaga.. tolong lindungi mereka dari segala penyakit & hama, lindungi ukhti ubi di lahan sana dari ketidakramahan cuaca yang dapat membuat luka, berikan hasil terbaik sesuai perlakuan yang kuteliti”_

Hingga akhirnya tiba juga. Saat di mana derai air mata, tetes peluh perjuangan, dan tentunya titisan karuniaNya berpadu. Melahirkan generasi ubi yang banyak dihargai. Bahkan tak hanya ubi, sungguh menyeluruh bentuk pengabdianmu. Tak ada bagian tubuhmu yang tak dapat dimanfaatkan…

Anak - anakmu (umbi ubi) tentunya sangat bermanfaat. Lihat saja wajah sumringah para petani ketika menguakmu (panen) dan menemukan anakmu yang besar - besar. Betapa ingin mereka memiliki dan mencicipi kelezatan rasanya. Lihat pula wajahku saat mengamati anakmu yang bulat kecil seukuran bawang. Betapa nilai jual si kecil mungkin berpotensi lebih tinggi jika di _branding_ dengan baik semacam _baby sweetpotato_.

Tidak hanya untuk pangan, umbimu juga dapat membentuk tunas. Tunas itulah sebagai cikal bakal yang akan melahirkan generasi berikutnya di berbagai belahan lahan lainnya. Bahkan cikal bakalnya tak hanya dari umbimu, tetapi juga dari sesulur pucuk dan cabangmu yang menjalar.

Helaian daunmu pun sangat nikmat kusantap berupa lalapan bersama nasi hangat. Dan seluruh brangkasanmu yang telah tak terpakai, kulihat masih juga dikemas para petani tuk dijadikan pakan bagi ternak - ternaknya. _(Itu semua) demi kesenanganmu dan kesenangan ternak - ternakmu_ (QS. Abasa)

Genap sudah. Paripurna yang sempurna. Sang ukhti telah rela diakhiri hidupnya (dipanen red) demi wujud pengabdian sepenuh diri.

Meski ada rasa kehilangan saat melihat ukhti ubi untuk terakhir kalinya, bahagia pula rasanya bisa membersamaimu sejak awal kelahiran hingga detik - detik akhir hidupmu.

Di hari yang panjang dan penuh peluh bersama orang - orang yang luar biasa.
Hari di mana _ukhti ubi_ menutup usia dengan pengabdian sepenuh dirinya.
Hari di mana saudara ukhti ubi, _aku_, telah berkurang jatah umurnya.
Hari di mana diriku telah banyak belajar dari hidup yang memiliki berjuta makna.
Yang gejolaknya, dengan bantuan cahayaNya, telah membuat hatiku kian terbuka nan bertumbuh dewasa. Semoga :“)

Kota Hujan, 25 Agustus 2016
Sumber inspirasi: Sang Pemilik Hati
dari saudara "ukhti ubi”,
@priscayoo