Kalau ditanya "pelajaran apa yang paling banyak kamu pelajari di saat - saat ujian sekolah, ujian nasional, dan snmptn?". Jawabanku bukan biologi, kimia, fisika, matematika, atau bahasa. Melainkan pelajaran kehidupan..
Masalah - masalah begitu memburu hariku, menyita waktuku, & terus menuntut untuk diselesaikan dengan segera. Dari sanalah aku belajar KEBIJAKSANAAN.
Aku tidak mendapat support dan restu dari kedua orangtua saat pemilihan jurusan, pelaksanaan ujian maupun wisuda. Dari sanalah aku belajar KEMANDIRIAN.
Aku harus begini di rumah, begitu saat mengerjakan soal, begini begitu saat bertemu teman. Dari sanalah aku belajar KEPROFESIONALAN.
Masih banyak lagi yang kupelajari. Begitulah Allah menegurku yang seringkali malas belajar.
Allah tidak pernah salah memilihkan rezeki terbaik untuk kita, jalan hidup terbaik, juga ujian terbaik.
Ada orang yang belajar hidup dari kemewahan dan kebahagiaan.. Ada yang belajar dari kemiskinan dan penderitaan.
Allah selalu tahu yang terbaik. Dan seringkali orang yang diuji kesusahan akan menghasilkan kualitas baik. Layaknya proses pembuatan guci. Tanah liat yang telah dibentuk, semakin tinggi suhu pemanasannya semakin tinggi kualitas guci yang dihasilkan.
jadi teringat sebuah tausiyah :
Namun seringkali hati berbisik lirih "bukankah diri ini terlalu kecil untuk ditempa beban besar yang begitu berat?".
Sabar. Bukan, bukan sekedar sabar.
Sabar untuk berjuang. Itulah yang tepat. Itulah yang harus dimiliki oleh aku & pembela kebenaran lainnya.
Hal itu pula yang dimiliki Rasulullah SAW dan para sahabat dalam peperangan membela yang haq. Tidak mungkin mereka sekedar sabar dicabik - cabik musuh terlaknat tanpa perlawanan sedikit pun. Tentunya mereka menyempurnakan kesabaran mereka untuk berjuang. Sabar untuk berjuang.
Ayo kita terus belajar dari guru!
Dan guru terbaik adalah pengalaman. Baik pengalaman diri maupun pengalaman orang lain...
Wallahu a'lam
The problem you have is to built your character, not to destroy it..
Namun seringkali hati berbisik lirih "bukankah diri ini terlalu kecil untuk ditempa beban besar yang begitu berat?".
Sabar. Bukan, bukan sekedar sabar.
Sabar untuk berjuang. Itulah yang tepat. Itulah yang harus dimiliki oleh aku & pembela kebenaran lainnya.
Hal itu pula yang dimiliki Rasulullah SAW dan para sahabat dalam peperangan membela yang haq. Tidak mungkin mereka sekedar sabar dicabik - cabik musuh terlaknat tanpa perlawanan sedikit pun. Tentunya mereka menyempurnakan kesabaran mereka untuk berjuang. Sabar untuk berjuang.
Ayo kita terus belajar dari guru!
Dan guru terbaik adalah pengalaman. Baik pengalaman diri maupun pengalaman orang lain...
Wallahu a'lam