Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Bogor, Syaiful
Hadi, kali ini menjadi pemateri dalam
pelatihan anggota pramuda terkait Pengelolaan Media Sosial, Minggu (23/10/2016).
“Naskah yang paling diprioritaskan oleh penerbit
adalah yang bagus dan karya orang ternama.
Setelah itu, naskah biasa karya orang ternama.
Selanjutnya, naskah sangat bagus karya orang tak ternama. Itulah pentingnya self
branding yang akan mengangkat nama
kita. Dan mengelola media sosial menjadi salah satu cara mengangkat nama kita. Without docummentation, you are like do nothing.
No pict, hoax! Maka, abadikanlah!”, tutur penulis novel Sepotong Diam dan Masih Ada dengan self
publishing ini.
Syaiful Hadi yang memiliki nama pena Bang Syaiha ini
juga mengatakan bahwa tiap penulis diusahakan memiliki nama pena yang brandingnya sesuai dengan gaya aliran
tulisan masing – masing. Asma Nadia dan Ayah Edi misalnya, ter-branding sebagai penulis bidang
persoalan keluarga. Begitu pun dengan penulis novel Ayat – Ayat Cinta, Habiburrahman, yang menambahkan ‘el shirazy’ sebagai
nama pena karena gaya aliran tulisannya yang agamis khas Timur Tengah.
Seorang penulis terbiasa menggambarkan, menyituasikan,
dan mendiskripsikan sekitar. “Penulis tidak mengatakan dengan sederhana bahwa
ia sedang marah atau rumahnya berantakan. Ia memvisualisasikan. Bahasa Quran
pun tidak mengatakan bahwa ‘dunia hancur saat kiamat’. Namun, dikatakan bahwa
manusia seperti anai yang bertebaran dan gunung seperti bulu yang dihamburkan”,
ujar Kang Usup pengurus FLP Bogor yang membagikan tips menulisnya di akhir
sesi. (priscayoo)