Pesona
IPB bermunculan satu per satu di hadapan. Kali ini menampakkan diri sebagai
miniatur zamrud khatulistiwa, tetesan dari surga.
Kali
ini, kami yang masih mahasiswa baru IPB diajak berkeliling dan belajar di
University Farm IPB, salah satu tempat penanaman segala macam benih unggul dari
IPB. Sebelum berangkat, kami berkumpul di depan gedung Fakultas Pertanian untuk
doa bersama, briefing, dan juga foto bersama ^_^. Sayang aku tak memiliki foto
bersamanya.
Diawali
dengan penelusuran sejarah faperta dan IPB. Sejak memisahkan diri dari UI,
asalnya dari hutan karet, sampai membicarakan bangunan IPB yang terhubung satu
sama lain membentuk segitiga majemuk.
Kemudian
kami menelusuri jalan panjang menuju gerbang belakang dan di situlah salah satu
kesempatan melihat asrama putra yang begitu terpelosok. Terlalu rimbun dan
sedikit jauh dari akses. Tapi sepertinya sebuah tantangan yang menyenangkan
bagi putra untuk tinggal di sana.
Akhirnya
sampai! Mengapa gerbang belakang? Karena U Farm IPB terletak di luar IPB dan
terselip di daerah pedesaan. Kami harus melewati jalan – jalan yang mendaki
tajam, melalui sungai besar, dan menikmati hamparan Oryza sativa yang seperti permadani hijau. Wah, indahnya! Aku benar
– benar memuaskan diri untuk mengabadikannya di kamera hpku. Temanku sampai ada
yang mencibir “Baru pertama kali liat sawah ya?”. “Hahaha. Kalo di Jakarta kan hampir
ngga ada”, kataku. O ya, mahasiswa IPB itu terdiri dari berbagai daerah dari
Aceh sampai Papua yang terbagi merata dan sebagian besarnya hidup di desa.
Setelah
padat dijejali ilmu oleh petugas U Farm, kami break sementara untuk menikmati
pisang dan singkong hasil pekarangan Pak Hadi di sebuah saung tepi danau. Di
saat itulah aku berpisah dari rombongan dan memenuhi memori hpku dengan foto –
foto…
Setelah
itu, kami berkumpul kembali untuk sesi tanya jawab, diskusi, dan penutupan.
Melihat tetumbuhan itu
mengingatkanku pada sebuah ayat “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan : kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Rabbnya…” (QS. 14:24).
Itulah perumpamaan bagi keagungan
iman. Dia kokoh berakar dalam jiwa sebagai bentuk keyakinan yang teguh. Dia
menjulang bercabang - cabang, menggapai langit tinggi dengan amal – amal shalih
yang banyak tak terbilang. Dan dia berbuah manis, sejuk, dan nikmat bagi siapa
pun yang ada di dekatnya…